Restoran Kapal Bambu
Pada tahun 2016, Restaurant Kapal Bambu adalah perhiasan terbaru dari Ecolodge Bukit Lawang. Restoran ini dibangun dari bamboo yang dipanen dari alam dan berkelanjutan serta dari tanah liat, yang ditemukan dalam jumlah yang cukup di lingkungan sekitar Bukit Lawang. Desain inovatif ini berfungsi sebagai sebuah karya untuk pembangunan berkelanjutan, dan menawarkan area makan di laantai dasar dengan tempat duduk untuk 150 orang. Tim dapur menganut masakan asli Indonesia, tetapi juga berusaha pada masakan eropa dan memadukan masakan sesuai selera Anda. Bambu lounge di lantai atas memberikan ruang untuk pendidikan konservasi, relaksasi sederhana dan hiburan.
Material
Material dari konstruksi dan infrastruktur berfokus pada keberlanjutan. Pilihannya adalah pembuatan dengan cepat melalui bamboo dan tanah liat. Bahan-bahan alami dan ekologi ditemukan dalam jumlah yang cukup di lingkungan sekitar dan lebih luas dari Bukit Lawang. Selain itu masyarakat lokal dapat terlibat dalam pembelian, pelestarian, pembuatan dan pemeliharaan bambu.
Fasad, atap, tangga, pagar, pencahayaan dan furnitur semua diproduksi dari bambu, kecuali basement, yang dipoles lantai teraso semen, bar counter, bingkai beton, dan dinding, terbuat dari tanah liat.
Restoran Kapal Bambu adalah permata terbaru dari Ecolodge Bukit Lawang. Dibangun dari alam dan berkelanjutan dipanen bambu dan tanah liat, yang ditemukan dalam jumlah yang cukup di lingkungan setempat Bukit Lawang, desain inovatif ini berfungsi sebagai sebuah karya untuk pembangunan berkelanjutan. Fasad, atap, tangga, pagar, pencahayaan dan furnitur semua diproduksi dari bambu. Lantai basement dibuat dari lantai teraso semen dipoles sementara bar counter, bingkai beton, dan dinding terbuat dari tanah liat. Selain itu, masyarakat telah dan terlibat dalam pembelian, pelestarian, pembuatan dan pemeliharaan bambu, memberikan mata pencaharian ramah lingkungan bagi masyarakat setempat.
Semua perlengkapan lampu bambu telah dirancang oleh arsitek dan diproduksi di bengkel Ecolodge Bukit Lawang, diposisikan untuk menyoroti kerangka struktural yang inovatif. Sebagian bambu berasal dari dalam radius 60 kilometer dari Bukit Lawang. Yang ditarik oleh kerbau keluar dari hutan menuju truk dan diangkut ke Timbang Lawang, pusat pelestarian bambu.
Beberapa bahan yang tersisa berasal dari lingkungan sekitar, seperti batu, kerikil, dan tanah liat dari sungai. Semen dan besi untuk peralatan yang dibeli di Medan, sedangkan herpes zoster bambu dari pabrik bambu di Bali, dan khusus ‘bambu duri’ (runcing bambu) untuk pagar ruangan dari Jawa Timur.
Architects
Bangunan bambu yang unik telah dirancang dan dibangun oleh arsitek asal Swiss Lukas Zollinger (zollinger brunner architects) bekerjasama dengan ahli bambu Jerman-Colombia Jörg Stamm. Desain, bahan dan konstruksi berfokus pada keberlanjutan sesuai dengan visi hijau dari Ecolodge Bukit Lawang.
Architecture
Waktu konstruksi | satu tahun |
Biaya konstruksi | kira-kira 300’000 euro |
Plot konstruksi | 50’000m2 |
Lantai dasar | 530m2 |
Tinggi | 13m |
Kedalaman | 16m |
Atap | 1305m2 |
Bukaan fasade | 438m2 |
Tutupan fasade | 184m2 |
Asal bahan | Indonesia |
Restaurant
Restoran | Lebih kurang 400 kursi |
Bar | Lebih kurang. 20 kursi |
Dapur | Masakan Indonesia, beberapa masakan Eropa dan masakan campuran |
Tim dapur | Masyarakat lokal |